RUMPUT LAPANG SEBAGAI HIJAUAN PAKAN TERNAK

Sebagai daerah yang memiliki potensi pengembangan pertanian dan peternakan strategis, Kabupaten Bogor menjadi pusat pengembangan agribisnis yang cukup menjanjikan.  Namun demikian potensi pengembangan ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh peternak kecil di pedesaan, khususnya peternak sapi dan domba, karena sebagian besar peternak lebih memilih menyediakan rumput lapang sebagai hijauan pakan ternak, meskipun lahan penanaman rumput baik di tegalan maupun lahan kurang produktif banyak tersedia di daerah – daerah pedesaan dalam wilayah Kabupaten Bogor.

Kondisi ini disebabkan beberapa hal diantaranya yaitu mudahnya mendapatkan rumput lapang dilahan – lahan kurang produktif, jarak yang dekat dengan kandang dan kediaman peternak serta dianggap lebih mudah karena tanpa perlakuan dan penanaman. Selain itu sebagian besar peternak membudidayakan ternak sapi dan domba sebagai usaha sampingan dan upaya mencari rumput dilakukan disela – sela pekerjaan utama, baik sebagai petani ataupun pekerjaan lainnya.

Disisi lain banyak hal yang membatasi penggunaan rumput lapang sebagai hijauan pakan ternak, yaitu :

  1. Rumput lapang dikategorikan sebagai gulma yang tumbuh liar dipermukaan tanah. Tanaman ini merupakan tanaman pengganggu tanaman utama pada komodias pertanian, sehingga petani kerap menggunakan pembasmi gulma (herbisida) secara teratur. Apabila dikonsumsi oleh ternak, gulma yang telah terkontaminasi herbisida ini dapat mengakibatkan kematian.
  2. Rumput lapang sangat beragam jenis dan jumlahnya, sehingga memperbesar peluang terkonsumsinya tanaman beracun yang dapat mengakibatkan keracunan dan penyakit pada ternak domba dan sapi. Contohnya daun keladi (Colocasia esculenta, sp). Jika dikonsumsi, lendir pada tanaman ini akan menghambat saluran pencernaan atas ternak, menyebabkan penyempitan saluran pencernaan dan kematian ternak.
  3. Beberapa tanaman liar tertentu memiliki faktor pembatas yang dapat mengakibatkan gangguan metabolisme dan keracunan apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak dan tanpa perlakuan. Contohnya pemberian tanaman bayam – bayaman (Amaranthus sp). Tanaman ini ini sangat disukai oleh ternak domba, dengan produktifitas yang tinggi (dapat mencapai 20 ton/ha) maka tanaman yang tergolong gulma ini dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pakan ternak. Namun jumlah pemberiannya pada ternak domba haruslah dibatasi, karena bayam – bayaman memiliki kandungan oksalat yang tinggi dan dapat menyebabkan hipokalsemia berat.
  4. Tidak terukurnya jumlah pemberian dan konsumsi ternak secara kualitas dan kuantitas. Beragamnya jenis tanaman pada rumput lapang atau gulma menyulitkan pengukuran jumlah konsumsi hijauan pakan ternak, sehingga hasil yang akan didapatkanpun akan sulit diprediksi.
Amaranthus sp

Untuk itu peternak disarankan membatasi penggunaan rumput lapang sebagai hijauan pakan ternak, namun demikian penggunaannya dimusim kemarau dapat mengatasi keterbatasan penyediaan hijauan pakan ternak dengan seleksi dan perlakuan (dilayukan) sebelum diberikan pada ternak sapi dan domba.

Ryan Andhika Sari, S.Pt (Pengawas Mutu Pakan Ahli Muda,           

Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor)