Kemandirian pakan erat kaitannya dengan penyediaan pakan berkualitas, disukai ternak, cukup dalam jumlah, memenuhi aspek keamanan pakan, mudah didapatkan, tersedia sepanjang waktu dan harga yang terjangkau. Semua aspek tersebut menjadi persyaratan standar yang harus dipenuhi untuk mendukung kenaikan performa ternak yang diharapkan.
Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi penyediaan bahan pakan dan hijauan pakan ternak, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini juga dipengaruhi mahalnya biaya distribusi dan transportasi karena kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Kondisi demikian melatarbelakangi upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pakannya secara sektoral. Diharapkan dengan terintegrasinya sumber bahan pakan dalam suatu wilayah, kebutuhan pakan di daerah tersebut dapat dipenuhi secara mandiri.
Permasalahan penyediaan pakan saat ini bersumber dari ketergantungan importasi bahan pakan, khususnya pada bahan pakan penyusun pakan ternak unggas yang diperkirakan 60% nya berasal dari import. Adapun pakan ternak ruminasia masih dapat dipenuhi oleh penyediaan hijauan pakan ternak dan bahan pakan konsentrat dalam negeri. Kondisi tersebut merupakan kondisi yang dialami peternak di seluruh pelosok negeri, tidak terkecuali Kabupaten Bogor. Meskipun memiliki 3 (tiga) produsen pakan skala menengah – besar dan lebih dari 5 (lima) produsen pakan skala kecil, namun mahalnya harga jual pakan sulit terjangkau peternak skala kecil.
Berikut peluang dan tantangan penyediaan pakan di Kabupaten Bogor :
- Kurangnya ketersediaan lahan penanaman tanaman makanan ternak (TPT) yang dapat dimanfaatkan secara intensif, disebabkan status kepemilikan lahan sehingga membatasi upaya peternak menanam hijauan pakan berkualitas. Saat ini peternak memanfaatkan rumput alam yang tumbuh liar di lahan – lahan kurang produktif. Meskipun cukup membantu penyediaan TPT, namun rumput alam memiliki keterbatasan pada kualitas, kuantitas dan potensi konsumsi anti nutrisi. Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor telah merintis kegiatan pemanfaatan lahan kurang produktif sebagai solusi permasalahan tersebut, dengan memfasilitasi peminjaman lahan antara pemilik lahan dengan peternak.
Gambar 1. Rumput alam sebagai tanaman pakan ternak
2. Sebagai daerah penghasil beras, Kabupaten Bogor memiliki peluang sebagai daerah penyedia dedak padi. Pada Tahun 2018, jumlah produksi padi di Kabupaten Bogor mencapai 353.150 ton, dapat menghasilkan 146.310 ton dedak padi kasar dan 10.595 dedak padi halus. Namun besarnya ketersediaan dedak padi ini belum terserap industri pakan karena terkendala standarisasi kualitas dan kontinyuitas dedak padi.
Gambar 2. Penggilingan padi di Desa Ciasihan Kecamatan Pamijahan
3. Belum adanya pengembangan biorefineries produk sisa skala besar, sehingga pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai media budidaya maggot belum terserap industri pakan ternak. Selain itu terdapat permasalahan stigma dan penilaian keamanan pakan yang membatasi penggunaan maggot sebagai pakan ternak.
Gambar 3. Budidaya maggot di Desa Gunung Puteri, Kecamatan Gunung Puter
4.Belum berkembangnya produksi olahan tanaman pakan ternak skala besar.
Teknologi pengolahan TPT ditujukan sebagai penyimpanan saat produksi melimpah sekaligus meningkatkan kualitasnya, namun produksi olahan TPT ini baru dapat memenuhi kebutuhan hijauan ternak di lokasi tersebut. Produk pengawetan hijauan dengan teknik fermentasi bakteri asam laktat (silase) membutuhkan wadah penyimpanan yang kedap untuk mendukung metabolisme bakteri asam laktat dalam kondisi anaerob. Selain membutuhkan modal yang besar, karakteristiknya yang perishable membutuhkan penanganan khusus dan kurang efisien dalam pengemasan dan penyimpanan.
Gambar 4. Silase rumput odot Kelompok Mandiri Sejahtera Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk
Tantangan dan peluang kemandirian pakan ini perlu ditindak lanjuti dengan kajian – kajian akademis dan roadmap yang dapat dicapai. Artikel ini mengawali upaya tersebut untuk menggugah insan – insan peternakan, baik pelajar, akademisi, praktisi, peneliti maupun aparatur sipil negara pemerhati sektor peternakan.
Ryan Andhika Sari, S.Pt Pengawas Mutu Pakan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor